KOMPAS/SUGIHARTO
Charlie ST 12
JAKARTA, KOMPAS.com --
Perpecahan antara Charly van Houten (vokal), Pepeng (gitar), dan Pepep (drum) di tubuh band ST12 mendapat sorotan dari pemerhati musik Bens Leo.
Menurut Bens tak salah jika ketiganya pecah lantaran perbedaan visi bermusik. "Pasti ada masalah di dalam ST12. Memang benar kalau perbedaan visi itu membuat mereka akhirnya pecah," komentar Bens dalam wawancara dengan Kompas.com via telepon genggam di Jakarta, Kamis (13/10/2011).
Perbedaan visi itu mulai kentara di album Pangeran Cinta yang terakhir dirilis ST12 pada 2010 lalu. "Perubahan visi saya lihat ada di album Pangeran Cinta. Charly sebagai pencipta lagu membuat revolusi musik ST12, di situ dia memasukkan unsur choir-nya, terus ada rocknya yang sebelumnya tidak ada dalam warna pop melayu ST12," ulas Bens.
Manuver bermusik Charly seperti ini ditengarai menjadi salah satu yang membuat Pepep tak lagi menyukai musik yang dimainkan ST12. "Ya sepertinya begitu. Tapi memang perbedaan visi ada di situ," kata Bens.
Namun, menurut Bens, manuver Charly dalam bermusik tersebut cukup lumrah. "Seperti Ungu, mereka menggandeng Iis Dahlia dengan memasukkan usur melayu itu lagunya bagus dan semua personelnya bisa menerima karena mereka satu visi. Nah kalau di ST12 kita bisa menilai sendiri apa yang terjadi di dalamnya," papar Bens.
Perpecahan antara Charly van Houten (vokal), Pepeng (gitar), dan Pepep (drum) di tubuh band ST12 mendapat sorotan dari pemerhati musik Bens Leo.
Menurut Bens tak salah jika ketiganya pecah lantaran perbedaan visi bermusik. "Pasti ada masalah di dalam ST12. Memang benar kalau perbedaan visi itu membuat mereka akhirnya pecah," komentar Bens dalam wawancara dengan Kompas.com via telepon genggam di Jakarta, Kamis (13/10/2011).
Perbedaan visi itu mulai kentara di album Pangeran Cinta yang terakhir dirilis ST12 pada 2010 lalu. "Perubahan visi saya lihat ada di album Pangeran Cinta. Charly sebagai pencipta lagu membuat revolusi musik ST12, di situ dia memasukkan unsur choir-nya, terus ada rocknya yang sebelumnya tidak ada dalam warna pop melayu ST12," ulas Bens.
Manuver bermusik Charly seperti ini ditengarai menjadi salah satu yang membuat Pepep tak lagi menyukai musik yang dimainkan ST12. "Ya sepertinya begitu. Tapi memang perbedaan visi ada di situ," kata Bens.
Namun, menurut Bens, manuver Charly dalam bermusik tersebut cukup lumrah. "Seperti Ungu, mereka menggandeng Iis Dahlia dengan memasukkan usur melayu itu lagunya bagus dan semua personelnya bisa menerima karena mereka satu visi. Nah kalau di ST12 kita bisa menilai sendiri apa yang terjadi di dalamnya," papar Bens.
sangat d sesalkan
BalasHapuspadahal karya ny msih d terima d masyarakat
ya e... knp aaa keluar.. jd g bisa lg bergoyang mendengar nyanyiannnya
BalasHapuskan jadi punya kerjaan baru mereka,,,
BalasHapusjadi menejer sekarang,,,,
gag cape2 kerja dapet uang juga,,,,
kenapa bs bubar ya..
BalasHapuskelihatannya gak ad masalah deh..
sayang bgt tuh..
ah tetep za serasa ada yang hilang dri dunia permusikan metal indonesia
BalasHapusnb: metal: melayu total wkwkkwk
hahahahha,,,,,,
BalasHapusmerasa kehilangan juga,,,,
hemmm kok bubar yahh,..
BalasHapus